Sistem
Urogenitalia
Urologi
adalah salah satu cabang ilmu kedokteran yang mempelajari penyakit dan kelainan
traktus urogenitalia pria dan traktus urinaria wanita. Organ urinaria terdiri
atas ginjal dan salurannya, ureter, buli-buli dan uretra. Organ reproduksi pria
terdiri atas testis, epididimis, vas deferens, vesikula seminalis, prostat dan
penis. Kebanyakan organ urogenitalia terletak di rongga retroperitoneal,
kecuali testis, epididimis, vas deferens, penis dan uretra.
Ginjal
Ginjal
adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga retroperitonial
bagian atas, berbentuk mirip kacang dengan sisi cekung menghadap ke medial.
Pada hilus terdapat pembuluh darah, sistem limfatik, sistem saraf dan ureter
meninggalkan ginjal. Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian yaitu
korteks dan medula ginjal. Di dalam korteks terdapat berjuta-juta nefron,
sedangkan di dalam medula banyak terdapat duktuli ginjal. Nefron adalah unit
fungsional terkecil dari ginjal yang terdiri atas tubulus kontortus
proksimalis, tubulus kontortus distalis dan duktus kolegentes. Urin yang
terbentuk di dalam nefron akan disalurkan melalui piramida ke sistem
pelivaklises ginjal untuk kemudian disalurkan ke dalam ureter. Sistem pelvikalises
ginjal terdiri atas kalis minor, infundibulum, kalis major dan pielum/pelvis
renalis.
Fungsi
ginjal, selain membuang sisa-sisa metabolisme tubuh melaljui urine, ginjal
berfungsi juga dalam (1) mengontrol sekresi hormon-hormon aldosteron dan ADH
(anti diuretic hormone) dalam mengatur jumlah cairan tubuh, (2) mengatur
metabolisme ion kalsium dan vitamin D, (3) menghasilkan beberapa hormon, antara
lain eritropoetin yang berperan dalam pembentukan sel darah merah, renin yang
berperan dalam mengatur tekanan darah, serta hormone prostaglandin.
Ureter
Ureter
adalah organ yang berbentuk tabung kecil yang berfungsi mengalirkan urine dari
pielum ginjal ke dalam buli-buli. Jika terjadi sumbatan pada aliran urine,
terjadi kontraksi otot polos yang berlebihian yang bertujuan untuk
mendorong/mengeluarkan sumbatan itu dari saluran kemih. Kontraksi itu dirasakan
sebagai nyeri kolik yang datang secara berkala, sesuai dengan irama peristaltik
ureter. Sepanjang perjalanan ureter dari pielum menuju buli-buli, secara
anatomis terdapat beberapa tempat yang ukuran diameternya relatif lebih sempit
daripada di tempat lain, sehingga batu atau benda-benda lain yang berasal dari
gunjal seringkali tersangkut di tempat itu. Penyempitan tersebut adalah (1)
perbatasan antara pelvis renalis dan ureter, atau pelvi-ureter junction, (2)
tempat ureter menyilang arteri iliaka di rongga pelvis, dan (3) pada saat
ureter masuk ke buli-buli.
Buli-Buli
Buli-buli
adalah organ berongga yang terdiri atas 3 lapis otot detrusor yang saling beranyaman.
Secara anatomik bentuk buli-buli terdiri atas 3 permukaan, yaitu (1) permukaan
superior yang berbatasan dengan rongga peritonium, (2) dua permukaan
inferiolateral, dan (3) permukaan posterior. Permukaan superior merupakan lokus
minoris (daerah terlemah) dinding buli-buli. Buli-buli berfungsi menampung
urine dari ureter dan kemudian mengeluarkan melalui uretra dalam mekanisme
miksi (berkemih). Kapasitas buli-buli dalam menampung urin pada orang dewasa
kurang lebih adalah 300-450 ml, sedangkan kapasitas buli-buli pada anak menurut
formula dari Koff adalah:
Kapasitas
buli-buli = {Umur (tahun) + 2} x 30 ml.
Pada
saat kosong, buli-buli terletak di belakang simfisis pubis dan pada saat penuh
berada di atas simfisis sehingga dapat dipalplasi dan diperkusi.
Uretra
Uretra
merupakan tabung yang menyalurkan urine ke laur dari buli buli melalui proses
miksi, dan secara anatomis dibagi menjadi uretra posterior dan uretra anterior.
Panjang uretra pada wanita kurang lebih 3-5 cm, sedangkan pada pria kurang
lebih 23-25 cm. Perbedaan panjang inilah yang menyebabkan hambatan pengeluaran
urine lebih sering terjadi pada pria. Uretra posterior pria terdiri atas uretra
pars prostatika, yaitu bagian uretra yang dilingkupi oleh kelenjar prostat, dan
uretra pars membranacea. Uretra anterior adalah bagian uretra yang dibungkus
oleh korpus spngiosum penis, dan terdiri atas (1) pars bulbosa, (2) pars
pendularis, (3) fossa navikularis, dan (4) meatus uretra eksterna. Di dalam
lumen anterior terdapat beberapa muara kelenjar yang berfungsi dalam proses
reproduksi.
Panjang
uretra wanita kurang lebih 4 cm dengan diameter 8 mm, dan berada di bawah
simfisis pubis dan bermuara di sebelah anterior vagina. Di dalam uretra
bermuara kelenjar periuretra, di antaranya kelenjar skene.
Kelenjar
Prostat
Prostat
adalah organ genitalia pria yang terletak di sebelah inferior buli-buli, di
depan rektum dan membungkus uretra posterior. Prostat berbentuk sebagai buah
kemiri dengan ukuran 4x3x2,5 cm dan beratnya kurang lebih 20 gram. Prostat
menghasilkan suatu cairan yang meruapakn salah satu komponen dari cairan
ejakulat. Cairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius dan bermuara di
uretra posterior dan dikeluarkan berasama cairan semen lain saat ejakulasi.
Jika kelenjar ini mengalami hiperplasia jinak atau berubah menjadi kanker
ganas, dapat mengobstruksi uretra posterior dan mengakibatkan terjadinya
obstruksi saluran kemih.
Testis
Testis
adalah organ genetalia pria yang terletak dalam skrotum. Ukuran pada orang
dewasa adalah 4x3x2,5 cm, dengan volume 15-25 ml berbentuk ovoid. Di luar
tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan viseralis
dan parietalis serta tunika dartos. Secara histopatologis, testis terdiri atas
250 lobuli dan tiap lobulus terdiri atas tubuli seminiferi. Testis mendapatkan
darah dari beberapa cabang arteri, yaitu (1) arteri spermatika interna yang
merupakan cabang dari aorta, (2) arteri deferensialis cabang dari arteri
vesikalis inferior, dan (3) arteri kremastika yang merupakan arteri
epigastrika.
Epididimis
Epididimis
adalah organ yang berbentuk seperti sosis terdiri atas kaput, korpus dan kauda
epididimis. Kauda epididimis terhubung dengan testis melalui duktus eferentes.
Vaskularisasi epididimis berasal dari arteri testikularis dan arteri deferensialis.
Di sebelah kaudal, epididimis berhubungan dengan vasa deferens.
Vas
Deferens
Vas
deferens adalah organ berbentuk tabung kecil dan panjangnya 30-35 cm, bermula
dari kauda epididimis dan berakhir pada duktus ejakulatorius di uretra
posterior. Dalam perjalanannya menuju duktus ejakulatorius, duktus deferens
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu (1) pars tunika vaginalis, (2) pars
skrotalis, (3) pars inguinalis, (4) pars pelvikum dan (5) pars ampularis.
Duktus ini terdiri atas otot polos yang mendapatkan persarafan dari sistem
simpatik sehingga dapat berkontraksi untuk menyalurkan sperma dari epididimis
ke uretra posterior.
Vesikula
seminalis
Vesikula
seminalis terletak di dasar buli buli dan disebelah kranial dari kelenjar.
Panjangnya kurang lebih 6 cm berbentuk sakula-sakula. Vesikula smeinlais
menghasilkan cairan yang merupakan bagian dari semen.
Penis
Penis
terdiri atas 3 buah korpora berbentuk silindris, yaitu 2 buah korpora kavernosa
yang saling berpasangan dan sebuah korpus spongiosum yang berada di sebelah
ventralnya. Korpus spongiosum membungkus uretra mulai dari diafragma
urogenitalis dan dis sebelah distal dilapisi oleh otot bulbo-kavernosis. Korpus
spongiosum ini berakhir pada sebelah distal sebagai glans penis. Korpus
kavernosa dibungkus oleh jaringan fibroelastik tunika albuginea menjadi satu
kesatuan, sedangkan di sebelah proksimal terpisah menjadi duda sebagai krura
penis. Di dalam setiap korpus yang terbungkus tunika albugenia terdapat
jaringan erektil yang berupa jaringan kavernus. Jaringan ini terdiri atas
sinusoid atau rongga lakuna yang dilapisi oleh endotelium dan otot polos
kavernosis, dan dapat menampung darah yang cukup banyak sehingga terjadi
ketegangan batang penis. Ketiga korpora itu dibungkus oleh fasia Buck dan lebih
superfisial lagi oleh fasia Colles atau fasia Dartos.
Pemeriksaan
Urologi
Untuk
menegakkan diagnosis kelainan-kelainan urologi, seorang dokter dan perawat dituntut
untuk dapat melakukan pemeriksaan-pemeriksaan dasar urologi dengan seksama dan
sistematik mulai dari:
Pemeriksaan
subyektif untuk mencermati keluhan yang disampaikan oleh pasien yang digali
melalui anamnesis yang sistematik,
Pemeriksaan
obyektif yaitu melakukan pemeriksaan fisis terhadap pasien untuk mencari
data-data objektif mengenai keadaan pasien,
Pemeriksaan
penunjang yaitu melalui pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium, radiologi atau
imaging, uroflometri atau urodinamika, elektromiografi, endourologi, dan
laparoskopi.
Anamnesis
dan Riwayat Penyakit
Anamnesis
yang sistematik mencakup (1) keluhan utama pasien, (2) riwayat penyakit lain
yang pernah dideritanya maupun pernah diderita keluarganya, dan (3) riwayat
penyakit yang diderita saat ini. Pasien datang ke dokter dan perawat mungkin
dengan keluhan (1) sistemik yang merupakan penyulit dari kelainan urologi,
seperti malaise, pucat, uremia yang merupakan gejala gagal ginjal, atau demam
akibat infeksi, dan (2) lokal, seperti nyeri, keluhan miksi, disfungsi seksual,
atau infertilitas.
Nyeri
Nyeri
yang disebabkan oleh kelainan yang terdapat pada organ urogenitalia dirasakan
sebagai nyeri lokal (nyeri yang dirasakan di sekitar organ tersebut) atau
berupa referred pain (nyari yang dirasakan jauh dari tempat organ yang sakit).
Inflamasi akut pada organ padat traktus urogenitalia seringkali dirasakan sangat
nyeri, hal ini disebabkan karena regangan kapsul yang melingkupi organ
tersebut. Maka dari itu, pielonefritis, prostatitis, maupun epididimitis akut
dirasakan sangat nyeri, berbeda dengan organ berongga sperti buli-buli atau
uretra, dirasakan sebagai kurang nyaman/discomfort.
Nyeri
Ginjal
Nyeri
ginjal terjadi akibat regangan kapsul ginjal. Regangan kapsul ini dapat terjadi
pada pielonefritis akut yang menumbulkan edema, pada obstruksi saluran kemih
yang menjadi penyebab hidronefritis, atau pada tumor ginjal.
Nyeri
Kolik
Nyeri
kolik terjadi pada spasmus otot polos ureter karena gerakan peristaltik yang
terhambat oleh batu, bekuan darah atau corpus alienum lain. Nyeri ini sangat
sakit, namun hilang timbul bergantung dari gerakan perilstaltik ureter. Nyeri tersebut
dapat dirasakan pertama tama di daerah sudut kosto-vertebra, kemudian menjalar
ke dinding depan abdomen, ke regio inguinal hingga ke daerah kemalian. Sering
nyeri ini diikuti keluhan pada sistem pencernaan, seperti mual dan muntah.
Nyeri
Vesika
Nyeri
vesika dirasakan pada daerah suprasimfisis. Nyeri terjadi akibat overdistensi
vesika urinaria yang mengalami retensi urin atau terdapatnya inflamasi pada
buli buli. Nyeri muncul apabila buli-buli terisi penuh dan nyeri akan berkurang
pada saat selesai miksi. Stranguria adalah keadaan dimana pasien merasakan
nyeri sangat hebat seperti ditusuk-tusuk pada akhir miksi dan kadang disertai
hematuria.
Nyeri
Prostat
Nyeri
prostat disebabkan karena inflamasi yang mengakibatkan edema kelenjar postat
dan distensi kapsul prostat. Lokasi nyeri sulit ditentukan, namun umunya
diraskan pada abdomen bawah, inguinal, perineal, lumbosakral atau nyeri rektum.
Nyeri prostat ini sering diikuti keluhan miksi seperti frekuensi, disuria dan
bahkan retensi urine.
Nyeri
testis/epididimis
Nyeri
dirasakan pada kantong skrotum dapat berupa nyeri primer (yakni berasal dari
kelainan organ di kantong skrotum) atau refered pain (berasal dari organ di
luar skrotum). Nyeri akut primer dapat disebabkan oleh toriso testis atau
torsio apendiks testis, epididimitis/orkitis akut, atau trauma pada testis.
Inflamasi akut pada testis atau epididimis menyebabkan pergangan pada kapsulnya
dan sangat nyeri. Nyeri testis sering dirasakan pada daerah abdomen, sehingga
sering dianggap disebabkan kelainan organ abdominal. Blunt pain disekitar
testis dapat disebabkan varikokel, hidrokel, maupun tumor testis.
Nyeri
penis
Nyeri
yang dirasakan pada penis yang sedang flaccid (tidak ereksi) biasanya merupakan
refered pain dari inflamasi pada mukosa buli buli atau uretra, terutama pada
meatus uretra eksternum. Nyeri pada ujung penis dapat disebabkan parafimosis
atau peradangan pada prepusium atau glans penis. Sedangkan nyeri yang terasa
pada saat ereksi mungkin disebabkan oleh penyakit Peyronie atau priapismus (ereksi
terus menerus tanpa diikuti ereksi glans).
Keluhan
miksi
Keluhan
yang dirasakan oleh pasien pada saat miksi meliputi keluhan iritasi, obstruksi,
inkontinensia dan enuresis. Keluhan iritasi meliputi urgensi, polaksuria atau frekuensi,
nokturia dan disuria; sedangkan keluhan obstruksi meliputi hesitansi, harus
mengejan saat miksi, pancaran urine melemah, intermitensi dan menentes serta
masih terasa ada sisa urine sehabis miksi. Keluhan iritasi dan obstruksi
dikenal sebagai lower urinary tract syndrome.
Gejala
iritasi
Urgensi
adalah rasa sangat ingin kencing hingga terasa sakit, merupakan akibat
hiperiritabilitas dan hiperaktivitas buli-buli sehingga inflamasi, terdapat
benda asing di dalam buli-buli, adanya obstruksi intravesika atau karena
kelainan buli-buli nerogen. Frekuensi, atau polaksuria, adalah frekuensi
berkemih yang lebih dari normal (keluhan ini paling sering ditemukan pada
pasien urologi). Hal ini dapat disebabkan karena produksi urine yang berlebihan
atau karena kapasitas buli buli yang menurun. Nokturia adalah polaksuria yang
terjadi pada malam hari. Pada malam hari, produksi urin meningkat pada
pasien-pasien gagal jantung kongestif dan oedem perifer karena berada pada
posisi supinasi. Pada pasien usia tua juga dapat ditemukan produksi urine pada
malam hari meningkat karena kegagalan ginjal melakukan konsenstrasi urine.
Gejala
Obstruksi
Normalnya,
relaksasi sfingter uretra eksternum akan diikuti pengeluaran urin. Apabila
terdapat obstruksi infravesika, awal keluarnya urine menjadi lebih lama dan
sering pasien harus mengejan untuk memulai miksi. Setelah urine keluar,
seringkali pancarannya lemah dan tidak jauh, bahkan urine jatuh dekat kaki
pasien. Di pertengahan miksi seringkali miksi berhenti dan kemudian memancar
lagi (disebut dengan intermiten), dan miksi diakhiri dengan perasaan masih
terasa ada sisa urine di dalam buli buli dengan masih keluar tetesan urine
(terminal dribbling). Apabila buli-buli tidak mampu lagi mengosongkan isinya,
akan terasa nyeri pada daerah suprapubik dan diikuti dengan keinginan miksi
yang sakit (urgensi). Lama kelamaan, buli-buli isinya makin penuh hingga keluar
urin yang menetes tanpa disadari yang dikenal sebagai inkontinensia paradoksa.
Obstruksi uretra karena striktura uretra anterior biasanya ditandai dengan
pancaran kecil, deras, bercabang dan kadang berputar putar.
Inkontinensia
urine
Inkontinensia
urine adalah ketidak mampuan seseorang untuk menahan urine yang keluar dari
buli buli, baik disadari ataupun tidak disadari. Terdapat beberapa macam
inkontinensia urine, yaitu inkontinensia true atau continuous (urine selalu
keluar), inkontinensia stress (Tekanan abdomen meningkat), inkontinensia urge
(ada keinginan untuk kencing) dan inkontinensia paradoksa (Buli-buli penuh).
Hematuria
Hematuria
adalah didapatkannya darah atau sel darah merah di dalam urine. Hal ini perlu
dibedakan dengan bloody urethral discharge, yaitu adanya perdarahan per uretram
yang keluar tanpa proses miksi. Porsi hematuria perlu diperhatikan apakah
terjadi pada awal miksi (hematuria inisial), seluruh proses miksi (hematuria
total) atau akhir miksi (hematuria terminal). Hematuria dapat disebabkan oleh
berbagai kelainan pada saluran kemih, mulai dari infeksi hingga keganasan.
Pneumaturia
Pneumaturia
adalah berkemih yang tercampur dengan udara, dapat terjadi karena adanya
fistula antara buli-buli dengan usus, atau terdapat proses fermentasi glukosa
menjadi gas karbondioksida di dalam urine, seperti pada pasien diabetes
mellitus.
Hematospermia
Hematospermia
atau hemospermia adlah adanya darah di dalam ejakulat, biasa ditemukan pada
pasien usia pubertas dan paling banyak pada usia 30-40 tahun. Kurang lebih
85-90% mengeluhkan hematospermia berulang. Hematospermia paling sering
disebabkan oleh kelainan pada prostat dan vesikula seminalis. Paling banyak
hematospermia tidak diketahui penyebabnya dan dapat sembuh sendiri.
Hematospermia sekunder dapat disebabkan oleh paska biopsi prostat, adanya
ingeksi vesikula seminalis atau prostat, atau oleh karsinoma prostat.
Cloudy
urine
Cloudy
urine adalah urine bewarna keruh dan berbau busuk akibat adanya infeksi saluran
kemih.
Keluhan
pada skrotum dan isinya
Keluhan
pada daerah ini yang menyebabkan pasien datang berobat ke dokter adalah,
pembesaran buah akar, varikokel, atau kriptorkismus. Pembesaran skrotum dapat
disebabkan tumor testis, hidrokel, spermatokel, hematokel atau hernia
skrotalis.
Keluhan
disfungsi seksual
Termasuk
disfungsi seksual adalah penurunan libido, kekuatan ereksi menurun, disfungsi
ereksi, ejakulasi retrograd (air mani tidak keluar pada saat ejakulasi ), tidak
pernah merasakan orgasmus atau ejakulasi dini.
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
fisik pada pasien meliputi pemeriksaan tentang keadaan umum pasien dan
pemeriksaan urologi. Kalainan-kelainan pada sistem urogenitalia dapat memberikan
manifestasi sistemik, atau tidak jarang pasien-pasien dengan kelainan di bidang
urogenitalia kebetulan menderita penyakit lain. Hipertensi, edema tungkai, dan
ginekomasti dapat merupakan tanda dari kelainan sistem urogenitalia.
Pemeriksaan
Ginjal
Adanya
pembesaran pada daerah pinggang atau abdomean sebelah atas harus diperhatikan
saat melakukan inspeksi pada daerah ini. Pembesaran ini dapat disebabkan oleh
hidronefrosis atau tumor pada daerah retroperitonial. Palpasi dilakukan secara
bimanual (dengan dua tangan). Tangan kiri diletakkan di sudut kosto-vertebra
untuk mengangkat ginjal ke atas, sedangkan tangan kanan meraba ginjal dari
depan. Perkusi, yaitu dengan pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan
memberikan ketokan pada sudut kostovertebra.
Pemeriksaan
Buli-buli
Pemeriksaan
buli buli harus memperhatikan adanya benjolan atau jaringan parut bekas
irisan/operasi di suprasiimfisis. Mass di daerah tersebut dapat merupakan tumor
ganas buli buli atau adanya buli buli yang terisi penuh oleh adanya retensi urine.
Dengan palpasi dan perkusi dapat ditentukan batas atas buli buli.
Pemeriksaan
genetalia eksterna
Pada
inspeksi genetalia eksterna diperhatikan ada kelainan penis seperti mikropenis,
makropensi, hipospadia, kordae, epispadia, stenosis pada meatus uretra
eksterna, fimosis, fistel uretro kutan, dan tumor penis. Striktura uretra
anterior yang berat dapat menyebabkan fibrosis korpus spongiosum yang teraba
pada palpasi di sebelah ventral penis, berupa jaringan keras yang dikenal
sebagai spongiofibrosis.
Pemeriksaan
skrotum dan isinya
Perhatikan
adanya pembesaran pada skrotum, perasaan nyeri saat diraba, atau adanya
hipoplasia pada kulit skrotum yang sering dijumpai pada kriptokismus. Untuk
membedakan antara massa padat dengan massa kistus pada isi skrotum dapat
dilakukan pemeriksaan transiluminasi pada isi skrotum.
Colok
dubur (Rectal Toucher)
Pemeriksaan
colok dubur adalah memasukkan jari telunjuk (yang sudah diberikan pelicin) ke
dalam lubang dubur. Pada pemeriksaan ini, dinilai (1) tonus sfingter ani dan
refleks bulbo-kavernous (BCR), (2) adanya massa di lumen rektum, dan (3)
menilai keadaan prostat. Penilaian refleks bulbo-kavernosus dinilai dengan
merasakan adanya reflek jepitan ani pada jari akibat rangsangan sakit yang
diberikan pada glans penis. Pada wanita yang sudah berkeluarga dapat dilakukan
pula colok vagina untuk menilai kemungkinan adanya kelainan pada alat kelamin
wanita, seperti massa di serviks, darah di vagina, dan massa di buli-buli.
Pemeriksaan
neurologi
Pemeriksaan
neurologi ditujukan mencari kemungkinan adanya kelainan neurologik yang
berakibat kelainan pada sistem urogenitalia, seperti lesi motor neuron atau
lesi saraf perifer yang merupakan penyebab dari buli buli neurogen.
Referensi:
Purnomo,
B.B. 2008. Dasar-dasar Urologi (edisi kedua). Sagung Seto, Jakarta.
Sistem
Reproduksi Pria
Genitalia
Eksterna Pria
Genetalia
eksterna pria terdiri dari penis, skrotum, dan isi skrotum. Publisitas media
telah meningkatkan meningkatkan kesadaran pria muda tentang kemungkinan buruk
benjolan diatas testis. Sebagian besar benjolan diskrotum dapat dipastikan
bersifat jinak hanya dengan periksaan klinis, tetapi kadang diperlukan
pemeriksaan khusus. Kelainan penis tersering adalah fimosis (menyempitnya
orivisium prepusium), yang dapat disebabkan oleh infeksi sekaligus memudahkan
terjadinya infeksi dan dapat menyebabkan nyeri pada saat ereksi. Berbagai
kelainan kulit dapat mengenai penis, termasuk karsinoma sel skuamosa (lihat
bawah).
Penyakit
Pada Genetalia Pria
Pembengkakan
Skrotum Yang Tidak Nyeri
Hidrokel
Kista
epididimis
Hernia
inguinoskrotalis
Lesi
dikulit skrotum
Edema
skrotum idiopatik (remaja pria)
Tumor
testis
Nyeri
Skrotum
Torsio
testis
Torsi
apendiks testis
Epididimitis
(lokal dan generalisata)
Orkitis,
epididimo-orkitis
Trauma
Lesi
Prepusium
Fimoses
Pelekatan
prepusium (normal sampai 9 tahun)
Parafimosis
Balanitis
Kondiloma
akuminata, herpes, chancre
Lesi
kulit lain
Karsinoma
sel skuamosa
Penyakit
Penis Lainnya
Hipospadia
(minor atau mayor)
Penyakit
Peyrronie
Duh
uretra (gonorea, uretritis non spesifik)
|
Anatomi
dan Fisiologi Terapan
Penis
terdiri dari sepasang korpus kavernosum dan satu korpus spongiosum yang mengelilingi
uretra dan membesar disebelah distal sebagai glens. Bersama batang penis,
struktur-struktur ini dibungkus oleh selubung fibrosa dan dilapisi oleh kulit
yang sangat mobil dan elastik, yang memanjang dibagian distal sebagai prepusium
atau kulup. Korpus melekat dibagian proksimal ramus pubis inferior (214)
Testis
turun dari abdomen melalui kanalis inguinalis untuk mencapai skrotum pada usia
gestasi sekitar 38 minggu. Vas deferen dan pembuluh testis berjalan melalui
kanalis inguinalis didalam funikulus spermatikus yang memeproleh selubung dari
setiap lapisan yang ditembus oleh testis.
Fasia
kremasterika mengandung otot yang kontraksinya dapat menyebabkan testis
tertarik dari skrotum, terutama pada anak sehingga sering disangka undesensus
testis. Selama testis dapat dimanipulasi ke dasar skrotum maka testis akan
berada di skrotum permanen setelah pubertas. Sewaktu turun, testis ikut menarik
peritonium, prosesus vaginalis yang normalnya mengalami oblite-rasi pada usia
1-2 tahun, kecuali bagian yang membungkus testis.
Disekeliling
testis, peritoneum tersebut menetap sebagai rongga serosa yang mengelilingi
tiga perempat dari testis (kecuali bagian testis yang berkontak dengan
epididimis), yang dikenal sebagai tunika vaginalis.
Epididimis
terletak menutupi seluruh bagian posterior testis dan merupakan bagian khusus
dari aparatus pengumpul tempat spermatozoa mengalami pematangan dan disimpan
sebelum dialirkan melalui vas deferens ke fesikula seminalis. Normalnya,
epididimis tidak terbungkus oleh tunika vaginalis seluruhnya dan permukaan
posteriornya melekat kebagian belakang skrotum. Perlekatan tersebut mencegah
testis terpuntir pada tangkai vaskularnya.
Apendiks
testis, atau hidatid morgagni, mungkin adalah sisa embriologis duktus mulleri
yang berkembang menjadi tuba falopii pada wanita. Apendiks testis adalah
struktur kecil bertangkai yang terletak di kutub atas testis, tepat di depan
epididimis. Struktur ini dapat mengalami torsio, dan menimbulkan nyeri skrotum
akut menyerupai torsio testis.
Pemeriksaan
dan Diagnosis
Anamnesis
Pasien
sering merasa malu dengan masalah genitalia mereka. Oleh karena itu pertanyaan
yang harus diajukan dengan hati-hati.
Keluhan
Utama
Pembengkaan
tidak Nyeri pembengkakan skrotum yang tidak nyeri pada bayi mungkin terjadi akibat
hernia atau hidrokel. Hidrokel terjadi akibat obliterasi prosesus vaginalis
parsial yang membentuk katup sehingga cairan peritoneum dapat mengalir
disekeliling testis, tetapi tidak mudah kembali ke abdomen. Tekanan
intra-abdomen menjadi lebih tinggi dari pada tekanan intraskrotum. Ukuran
pembengkakan dapat bervariasi, dan berkurang setelah tidur malam. Hidrokel
infantil dapat muncul setiap saat sejak lahir sampai usia 18 bulan, dan sering
hilang sendiri sebelum usia 2 tahun, seiring dengan lengkapnya obliterasi
prosesus vaginalis. Hidrikel yang menetap setelah usia 2 tahun merupakan
indikasi bedah ligasi prosesus vaginalis.
Orang
tua anak yang mengalami hernia inguinalis akan mengeluhkan melihat benjolan
dilipat paha (kadang dilipat kedua paha) yang hilang, dan dapat meluas
kesekrotum. Benjolan tidak menyebabkan nyeri, tetapi besar kemungkinan muncul
saat anak mengalami distres karena menangis meningkatkan tekanan intra-abdomen.
Sering kali hernia tidak muncul saat pemeriksaan, tetapi dapat didiagnosis pasti
hanya berdasarkan anamnesis. Hernia inguinalis lebih sering dijumpai pada anak
laki-laki dari pada perempuan, tetapi pada anak perempuan 25% hernia inguinalis
adalah hernia bilateral. Hernia femoralis pada anak sangat jarang dijumpai
(kurang dari 1%).
varikokel
Hidrokel
dan kista epididimis pada orang dewasa terbentuk dalam beberapa bulan sampai
tahun, dan bermanifestasi sebagai benjolan skrotum yang tidak nyeri. Pasien
datang karena khawatir benjolan tersebut berbahaya atau karena benjolan
tersebut membuatnya tidak nyaman. Mungkin terdapat riwayat pembedahan lipat
paha ipsilateral, biasanya tidak ada faktor predisposisi. Tidak seperti hernia,
hidrokel dan kista epididimis tidak berubah ukuranya dari hari-kehari.
Pasien
varikokel mungkin mengeluhkan
pembengkakan dibagian atas skrotum (disisi kiri pada 95% kasus ) yang dapat
mengakibatkan pegal ringan, tetapi sering kali pasien tudak mengeluhkan gejala
apa pun. Farikokel perlu mendapatkan perhatian khusus terutama karena
menyebabkan penurunan fertilitas.
Benjolan
pada testis kemungkinan adalah keganasan. Tidak seperti sebagian besar
keganasan padat, tumor testis terjadi pada pria muda, misalnya insiden teratoma
memuncak pada usia 20-30 tahun, dan seminoma 1 dekade kemudian. Biasanya tidak
timbul nyeri, walau pun mungkin ada rasa pegal. Riwayat trauma pada skrotum
bukan jaminan tidak ada keganasan karena kadang benjolan baru diketahui karena
ada trauma. Saat datang pasien biasanya belum menunjukan gejala penyebaran
keganasan. Karsinoma testis yang telah dieksisi diperlihatkan di 217.
Nyeri
Skrotum Torsio testis menimbulkan nyeri unilateral hebat yang timbul mendadak
dan biasanya menyebabkan pasien berobat dalam beberapa jam. Mungkin dijumpai
riwayat serangan serupa yang lebih ringan, tetapi menghilang spontan. Torsio
terutama mengenai remaja pria. Nyeri skrotum unilateral juga dapat disebabkan
oleh torsio apendiks testis atau trauma, walau pun nyeri traumatik cepat mereda
kecuali pada kasus yang parah. Pada pria yang lebih tua, nyeri testis menetap
biasanya disebabkan oleh epididimo-orkitis karena terjadi pembengkakan, nyeri
tekan dan mungkin demam. Mungkin dijumpai riwayat gejala frekwensi dan disuria
yang terjadi akhir-akhir ini, yang mengisaratkan infeksi saluran kemih,
disertai gejala frekwensi, nokturia, gangguan aliran kemih dan terminal
dribbling yang kronis mengisaratkan obstruksi aliran kandung kemih
Lesi
Prepusium Biasanya perpusium baru dapat ditarik kebelakang setelah usia 9
tahun. Sebelumnya, prepusium yang tidak dapat ditarik, penis kembung saat
berkemih, dan lecet disekitar lubang prepusium bukan indikasi sirkumsisi,
kecuali bila ada riwayat infeksi yang nyata dengan duh purulen yang keluar dari
prepusium disertai parut (fimosis fibrosa). Pada orang dewasa, prepusium yang
tidak dapat ditarik merupakan keadaan abnormal, menimbulkan masalah higiene,
sering menggangu aktivitas seksual, dan merupakan indikasi sirkumsisi
Parafimosis
adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan edema nyata di sebelah distal
prepusium yang dibiarkan tertarik. Parafimosis menimbulkan rasa tidak nyaman,
memalukan, dan dapat menyebabkan ulserasi. Bila perpusium tidak berkurang
setelah cairan edema diperas kearah proksimal, sirkumsisi darurat mungkin tidak
dapat dihindari.
Semua
lesi kulit umum dapat terjadi di penis. Pada kasus veruka atau kemungkinan
chancer sifilis antara glans dan perpusium. Kelainan ini jarang dijumpai di
negara barat dan pria yang disunat. Karsinoma penis dapat berupa benjolan atau
duh berdarah atau berbau dari balik prepusium yang biasanya tidak dapat
ditarik. Kelainan prepusium tersebut lebih sering merupakan penyebab daripada
penyulit penyakit.
karsinoma
testis yang sudah di eksisi
parafimosis
Lesi
penis lainnya Pertanyaan mengenai lesi penis harus diajukan dengan hati-hati
karena sering kali pasien sangat malu.
Hipospadia
adalah suatu anomali kongenital yang ditandai dengan adanya muara uretra lebih
proksimal daripada normal. Hipospadia minor mungkin tidak menimbulkan masalah,
atau menyebabkan urine berpencar. Lubang dibatang penis, atau bahkan skrotum,
menyebabkan kesulitan miksi dan fungsi seksual yang serius. Kelainan ini
disertai oleh chordee (kurvatura penis). Pasien hipospadia sering memiliki prepusium
“dorsal” yang abnormal yang tidak boleh disirkumsisi karena perpusium tersebut
mungkin diperlikan untuk bedah rekontruksi.
Penyakit
Peyronie adalah fibromatosis lokal pada batang penis yang menyebakan penis
melengkung saat ereksi dan menyebakan kesulitan seksual. Terdapat keterkaitan
dengan kontraktur Dupuytren, tetapi belum diketahui adanya faktor kausal.
Uretra
biasanya disertai dengan disuria dan disebabkan oleh infeksi klamidia atau
gonore. Riwayat seksual harus ditanyakan dan pasien seyogyanya dirujuk ke
klinik penyakit menular seksual.
Pemeriksaan
Mula-mula
pasien diperiksa dalam keadaan terlentang dengan abdomen dan genetalia terbuka
penuh.
Inspeksi
Inspeksi
harus mencakup abdomen (massa, distensi kandung kemih) dan lipat paha (hernia,
kelenjar limfe), serta penis dan skrotum. Sering kali, penyakit yang dikeluhkan
dapat dilihat dengan mudah. Pada remaja dan dewasa, prepusium harus ditarik
untuk memastikan tidak ada fimosis atau kelainan lain. Bila fimosis menghambat
penarikan prepusium, dianjurkan dilakukan sirkumsisi.
Palpasi
Pada
palpasi penis dapat diidentifikasi adanya fibrosis dibatang penis pada penyakit
Peyronie, tetapi umumnya tidak banyak bermanfaat. Palpasi isi skrotum ditujukan
untuk mengidentifikasi struktur normal dan hubungan kelainan dengan
struktur-struktur tersebut. Dengan menggunakan kedua tangan, tiap-tiap testis
dipegang bergantian. Testis sangat sensitif sehingga harus dipegang dengan
hati-hati. Konsistensinya harus seragam dan kenyal tanpa benjolan diskret atau
indurasi yang mungkin mengisyaratkan tumor. Pembesaran difusi dan nyeri tekan
hebat pada testis pria berumur mengisyaratkan orkitis, sedangkan testis yang
sangat nyeri, tertarik kearah pangkal skrotum, terletak melintang pada remaja
kemungkinan besar mengalami torsio.
Epididimis
harus dipalpasi dibelakang testis. Epididimis normal teraba lunak, tetapi dapat
membengkak, memadat, dan nyeri pada epididimitis. Perubahan-perubahan tersebut
mungkin bersifat lokal bila ringnan. Nodus nyeri dikutub atas epididimis
kemungkinan adalah torsio apendiks testis.
Pada
pasien hidrokel, cairan didalam tunika vaginalis dapat menghalangi perabaan
testis. Epididimis normal seharusnya dapat dipalpasi diposterior. Kista
epididimis muncul dibelakang testis dan menyebabkan perabaan bagian epididimis
lainnya lebih sulit, tetapi testis normal seharusnya dapat teraba dianterior.
Mula-mula, hidrokel dan kista epididimis mungkin rancu dengan hernia
inguinoskrotalis, tetapi dapat dibedakan dengan palpasi korda spermatika. Kita
tidak mungkin “mencapai bagian atas” pembengkakan yang disebabkan oleh hernia
inguinoskrotalis, sedangkan korda sprematika normal selalu dapat diraba antara
jari dan ibu jari diatas hidrokel dan kista epididimis.
Selain
palpasi, pembengkakan skrotum seharusnya diberikan dengan transiluminasi (219)
menggunakan senter pena diruang gelap. Hidrokel dan kista epididimis menyala
terang saat cahaya diletakkan dibelakangnya, membuktikan isi pembengkakan
adalah cairan. Pemeriksaan tersebut juga memungkinkan kita membedakan dari
testis normal didekatnya, dan hidrokel dan kista epididimis dari hernia
(walaupun seharusnya sudah bisa dibedakan dari palpasi), kecuali pada hernia
bayi yang mungkin memperlihatkan transiluminasi karena volumenya yang relatif
kecil.
memeriksa
pembengkakan skrotum dengan transiluminasi
Pada
kasus yang dicurigai torsio testis, periksa kembali pasien dalam posisi
berdiri. Dalam posisi tersebut, testis yang mengalami torsio akan tertarik
keatas, dan bila ada perdis posisi kongenital, testis kontralateral akan tampak
melintang.
Kelanjar
limfe inguinal harus selalu di palpasi sebagai bagian dari pemeriksaan
genitalia pria. Biasanya satu dari 2 kelenjar limfe yang menyerupai “untaian
mutiara” dapat teraba di tiap-tiap lipat paha, tetapi pembesaran yang lebih
generalisata dapat terjadi pada penyakit peradangan dan karsinoma penis. Tumor
testis bermetastasis ke kelenjar aorto-iliaka, bukan ke lipat paha, sehingga
abdomen harus dipalpasi bila dicurigai ada metastasis.
Pemeriksaan
prostat per rektum diindikasikan bila pasien memperlihatkan gejala obstruksi
aliran kandung kemih.
Obat herbal Dr. imoloa yang hebat adalah obat penyembuhan yang sempurna untuk Virus HIV, saya mendiagnosis HIV selama 8 tahun, dan setiap hari saya selalu mencari penelitian untuk mencari cara sempurna untuk menghilangkan penyakit mengerikan ini karena saya selalu tahu bahwa apa yang kita butuhkan karena kesehatan kita ada di bumi. Jadi, pada pencarian saya di internet saya melihat beberapa kesaksian berbeda tentang bagaimana Dr. imoloa dapat menyembuhkan HIV dengan obat herbal yang kuat. Saya memutuskan untuk menghubungi pria ini, saya menghubunginya untuk obat herbal yang saya terima melalui layanan kurir DHL. Dan dia membimbing saya bagaimana caranya. Saya memintanya untuk solusi minum obat herbal selama dua minggu. dan kemudian dia menginstruksikan saya untuk pergi memeriksa yang saya lakukan. lihatlah aku (HIV NEGATIF). Terima kasih Tuhan untuk dr imoloa telah menggunakan obat herbal yang kuat untuk menyembuhkanku. ia juga memiliki obat untuk penyakit seperti: penyakit parkison, kanker vagina, epilepsi, Gangguan Kecemasan, Penyakit Autoimun, Nyeri Punggung, Keseleo, Gangguan Bipolar, Tumor Otak, Ganas, Bruxisme, Bulimia, Penyakit Disk Serviks, Penyakit Kardiovaskular, Penyakit Kardiovaskular, Neoplasma, kronis penyakit pernapasan, gangguan mental dan perilaku, Cystic Fibrosis, Hipertensi, Diabetes, asma, radang sendi yang dimediasi autoimun yang dimediasi. penyakit ginjal kronis, penyakit radang sendi, sakit punggung, impotensi, spektrum alkohol feta, Gangguan Dysthymic, Eksim, kanker kulit, TBC, Sindrom Kelelahan Kronis, sembelit, penyakit radang usus, kanker tulang, kanker paru-paru, sariawan, kanker mulut, tubuh nyeri, demam, hepatitis ABC, sifilis, diare, Penyakit Huntington, jerawat punggung, gagal ginjal kronis, penyakit addison, Penyakit Kronis, Penyakit Crohn, Cystic Fibrosis, Fibromyalgia, Penyakit Radang Usus Besar, penyakit kuku jamur, Penyakit Kelumpuhan, penyakit Celia, Limfoma , Depresi Besar, Melanoma Ganas, Mania, Melorheostosis, Penyakit Meniere, Mucopolysaccharidosis, Multiple Sclerosis, Distrofi Otot, Rheumatoid Arthritis, Penyakit Alzheimer, email- drimolaherbalmademedicine@gmail.com / hubungi atau {whatssapp ..... +2347081986098. }
BalasHapusHow to get titanium white octane | How to get titanium white octane
BalasHapusHow to used ford escape titanium get titanium paint color titanium white octane. In order to get all the nano titanium ionic straightening iron benefits, a new manufacturer has to create an online product. On titanium plate this page, titanium teeth dog you will